AL HIKAM ~ PEMBIMBING JALAN HAKIKI

29. PEMBIMBING JALAN HAKIKI مَا أَرَادَتْ هِمَّةُ سَالِكٍ أَنْ تَقِفَ عِنْدَ مَا كُشِفَ لَهاَ إِلَّا وَنَادَتْهُ هَوَاتِفُ الْحَقِيْقَةِ: فَإِنَّ الَّذِىْ تَطْلُبُهُ أَمَامَكَ وَلَا تَبَرَّجَتْ ظَوَاهِرُ اْلُمكَوَّناَتِ إِلَّا وَنَادَتْكَ حَقَائِقُهَا: إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ Seorang salik tidak bercita cita untuk berhenti ketika terjadi kasyaf (terbuka perkara gaib) melainkan suara hakiki berseru kepadanya: "apa yang kamu cari masih jauh di hadapan (oleh karena itu jangan kamu berhenti)!" dan tidak terbuka baginya (berbagai keindahan, keajaiban dan kerapian hikmah) alam raya melainkan diperingatkan oleh hakikat alam itu: "sesungguhnya kami adalah ujian, karena itu janganlah kamu kufur!" Adab yang keempat selalu mengarahkan perjalanannya hanya pada satu titik tujuan. Mengabaikan berbagai rayuan yang membujuknya. Menghalau berbagai godaan yang merintanginya. Terus berjalan hanya pada satu tujuan, yakni Sang pemilik semesta alam. Salik di dalam perj...